Bulan puasa akan segera tiba. Bagi ibu yang melahirkan sebelum atau selama bulan puasa, ini berarti Anda harus berpuasa sambil menyusui selama bulan Ramadhan ini. Tentu, menyusui saat puasa menghadirkan tantangan baru bagi para ibu. Hal ini dikarenakan tubuh kehilangan lebih banyak air akibat perubahan pola makan dan tidur dalam tuntutan untuk memberikan ASI kepada bayi saat ibu menyusui berpuasa.
Amankah menyusui saat puasa? Seperti yang dilaporkan Docker, kekurangan kalori, baik puasa atau tidak, tidak berpengaruh pada produksi ASI. Jika ibu kehilangan berat badan saat berpuasa, kondisi ini hanya memengaruhi kandungan lemak ASI, bukan jumlah totalnya. Untuk itulah para ibu harus mengetahui tips dan trik puasa untuk ibu menyusui yang diuraikan di bawah ini.
Hukum Puasa Saat Menyusui
Sebelum melanjutkan, ada baiknya mengetahui aturan puasa bagi ibu menyusui menurut syariat Islam.
Puasa itu wajib bagi ibu menyusui. Namun, ada sedikit kelegaan bagi ibu menyusui yang merasakan bahaya puasa. Artinya, ibu menyusui yang takut tidak mendapat cukup ASI untuk anaknya dan tubuhnya melemah.
Puasa saat menyusui merupakan kontraindikasi bagi ibu yang merasa berisiko atau telah disarankan oleh dokter mereka. Akibatnya, ibu menggantinya dengan puasa (kiblat) di waktu lain dan harus membayar denda (fidyah) sejumlah hari sisa puasa.
Cendekiawan Abd al-Rahman al-Dujairi, terdaftar di Sekolah Syafi’i, menyatakan:
Madzhab Syafi’i percaya bahwa wanita hamil atau menyusui takut ada risiko yang jelas membahayakan diri mereka sendiri, anak-anak mereka, atau hanya diri mereka sendiri atau anak-anak mereka saat berpuasa. Puasa mengharuskan berhenti berpuasa, tetapi dalam kasus ketiga, Anda mungkin harus membayar uang tebusan karena takut puasa membahayakan anak Anda. Ar-Raba`iyyah, Beirut – Dar Al-Kutub Al-Ilmiyya, edisi ke-2, hal. 521.
Tips Puasa untuk Ibu Menyusui
Setelah memahami hukum puasa saat menyusui, para ibu bisa mengikuti tips ini agar nyaman berpuasa tanpa mengurangi beban menyusui pada bayinya.
1. Hati-hati dengan sarapan
Makanan yang disantap seorang ibu saat sahur menentukan kondisi tubuhnya sepanjang hari, mulai dari matahari terbenam hingga sarapan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan apa yang ibu makan saat sahur, karena makanan dan air yang dikonsumsi ibu merupakan cadangan nutrisi dan kalori selama puasa.
Asupan makanan penting yang harus selalu ada saat sahur adalah sayuran hijau, protein hewani, daging tanpa lemak dan kacang-kacangan. Misalnya brokoli, bayam, daun katuk, telur, ikan dan kacang-kacangan. Ibu juga bisa menambahkan suplemen vitamin D di pagi hari, yang baik untuk ibu menyusui.
2. Cukupi hidrasi dalam tubuh
Puasa bagi ibu menyusui tidak berbahaya. Namun, jika caranya tidak tepat, bisa menjadi bumerang. Salah satunya adalah dehidrasi, yang terjadi ketika tubuh kekurangan air. Gejala dehidrasi adalah haus, pusing, mulut kering, kelelahan, dan lemas. Saat ibu merasakan tanda-tanda ini, segera hidrasi tubuhnya dengan menghentikan puasa dengan air atau cairan yang mengandung elektrolit.
Oleh karena itu, saat berpuasa, ibu menyusui disarankan untuk banyak minum air putih saat sahur dan berbuka puasa. Contoh: pagi 2 gelas, setelah sholat Tarawih 4 gelas, pagi 2 gelas. Jangan minum teh karena memiliki sifat mengikat cairan. Ibu akan lebih mudah merasa haus saat minum teh.
3. Sesuaikan dengan usia anak
Sebaiknya ibu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa agar dokter mengetahui kondisi ibu dan anak, apakah ibu dan anak sudah siap berpuasa atau belum. Jika bayi Anda berusia kurang dari 6 bulan, asupan nutrisi utama Anda tergantung pada ASI. Sebaliknya, untuk bayi 6 bulan ke atas, biasanya ibu membolehkan puasa karena bayi sudah mendapat tambahan ASI atau suplemen.
4. Perah ASI Anda sebanyak mungkin di malam hari
Puasa mengurangi produksi ASI di siang hari. Ibu bisa memaksimalkan waktu pumping di malam hari setelah Maghrib dan Tarawih dan sebelum sholat Subuh. Jadi, secara teknis, ibu mengubah waktu ekspresi dan menjaga pasokan ASI yang digunakan bayi untuk bayinya di siang hari.
5. Banyak istirahat
Puasa sambil menyusui adalah langkah yang agak berat karena tubuh Anda melemah setelah menyusui atau memerah ASI. Oleh karena itu, perlu istirahat yang cukup agar kondisi fisik dan mental ibu dapat terjaga dengan baik. Dengan demikian, produksi ASI tetap terjaga dengan lancar dan bayi tidak kehilangan asupan terbaik dari sang ibu.
Jika Anda lemah atau bayi Anda membutuhkan lebih banyak ASI, jangan dipaksakan. Ibu bisa berbuka puasa di tengah hari. Tidak ada salahnya berpuasa setiap hari di bulan berikutnya, seperti saat haid.
6. Atur makanan Anda dengan benar.
Tidak ada salahnya menyiapkan makanan saat sahur dan berbuka agar puasa dan produksi ASI lancar.
Misalnya, saya banyak makan sayur, buah, dan susu saat sahur. Hindari makanan berlemak dan pedas yang membuat tubuh mudah merasa haus, dan hitung waktu sahur agar tidak jauh dari waktu sembelit.
Kemudian, jangan lupa untuk mengukur jumlah gula agar tidak makan berlebihan, karena jika gula darah Anda tiba-tiba naik untuk berbuka puasa, itu tidak akan berdampak baik pada tubuh Anda. Kemudian makanlah makanan yang dapat menyehatkan ASI Anda, seperti kacang hijau atau almond, dan suplemen jika diperlukan.
Selain itu, jangan lupa untuk membatasi jarak minum air putih untuk makan banyak saat berbuka puasa atau sahur, serta minum segelas pada waktu tertentu sepanjang malam sebelum tidur.
7. Hindari hal-hal yang meningkatkan stres
Stres manusia adalah 100% tidak dapat dihindari, tetapi Anda dapat mencoba untuk menghindarinya sebanyak mungkin. Apalagi jika Anda memilih untuk berpuasa sambil menyusui.
Seperti yang Anda lihat, stres dapat mengganggu atau mengurangi produksi ASI. Seperti halnya puasa, tentunya berpotensi menurunkan produksi ASI.
Jadi, jika Anda sedang menyusui, bayangkan tetap berpuasa dan mengalami stres itu. Tentu saja, produksi susu bisa dihentikan lebih lanjut. Jadi hindari hal-hal yang membuat Anda mudah gugup, dan mintalah pasangan Anda untuk membantu Anda mencapainya.
Jangan gugup jika produksi ASI menurun saat puasa. Jika Anda meningkatkan asupan nutrisi dan cairan, terutama saat buka puasa dan sahur, Anda dapat mencoba cara lain untuk meningkatkan produksi ASI atau berbicara dengan dokter tentang suplemen tambahan.
8. Jangan memaksakan diri secara berlebihan dan konsultasikan ke dokter.
Jika Anda merasa tidak enak badan setelah beberapa hari berpuasa, misalnya jika Anda merasa mudah lelah dan lemas, Anda merasa dehidrasi berlebihan dan produksi ASI Anda sangat berkurang, maka tidak disarankan untuk melakukannya secara berlebihan. Selesaikan puasa Anda. Jika Anda terus memaksanya, Anda dapat membahayakan kesehatan Anda sendiri dan juga keselamatan pribadi Anda, dan sangat disayangkan bahwa bayi Anda menderita kekurangan ASI.
Ada baiknya juga untuk berbicara dengan dokter Anda tentang apakah kondisi tubuh Anda memungkinkan Anda untuk berpuasa saat menyusui. Kalaupun memungkinkan, jangan lupa untuk menanyakan kepada dokter apakah ada makanan atau suplemen khusus yang harus Anda konsumsi untuk mendukung puasa.
Nah, setelah mengetahui tips puasa untuk ibu menyusui, semoga ibadah Anda lebih tentram dan nyaman di bulan Ramadhan!