Bdg.co.id 6 Jenis Risiko yang Dihadapi Investor Reksadana – Reksa dana bisa menjadi pintu masuk investor pemula yang ingin mempelajari pasar modal dunia. Reksa dana sering diminati pemula karena lebih terkontrol risiko dan tidak memerlukan banyak analisis seperti saham. Modal awal yang dibutuhkan juga relatif kecil, mulai dari ratusan ribu rupiah.
Reksa dana adalah jenis investasi di mana investor menyetor sejumlah dana tertentu kepada manajer investasi untuk dikelola dalam saham, obligasi, dan lainnya-lainnya. Ada banyak alasan reksa dana lebih menarik bagi investor, terutama milenial.
Meskipun instrumen investasi relatif aman juga risiko. Sebagai investor, Anda perlu mengenal beberapa risiko reksa dana di sini:
Nilai aktivasi Bersih (NAB) turun
NAV adalah jumlah total dana investasi Anda yang dikelola oleh manajer investasi. NAB naik menunjukkan keuntungan dan sebaliknya. NAB dapat dijatuhkan atau dikurangi karena penurunan harga aset dalam portofolio reksa dana karena banyak faktor.
Diantaranya adalah kinerja emiten, situasi ekonomi tingkat nasional dan global, kondisi politik yang tidak stabil, hingga bencana alam mengganggu kegiatan ekonomi.
Risiko Cedera Pada Janji
Investor reksa dana juga menghadapi risiko cedera pada janji tersebut. Risiko ini muncul karena salah satu pihak yang terlibat dalam transaksi Reksa Dana gagal memenuhi kewajiban. Dengan mangkir kewajiban, dana yang diinvestasikan oleh investor dapat hilang dari nilai investasi.
Oleh karena itu penting bagi investor untuk mengetahui dan mempelajari Profil Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang akan mengelola reksa dana anda.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas timbul karena manajer investasi gagal melakukan pembayaran hasil penjualan unit reksa dana. Sehingga bisa dikatakan bahwa reksa dana tidak likuid alias keras dicairkan. Sulit bukan berarti, Tetapi hanya menundanya. Hal ini tentunya mengganggu arus kas investor yang sangat membutuhkan dana.
Risiko Umum investasi di Pasar Modal
Selain risiko reksdana di atas, secara umum calon investor yang akan terjun di pasar modal dunia untuk memahami risiko investasi publik. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Risiko Bisnis
Bisnis Risiko, juga dikenal sebagai”risiko spesifik portofolio saham”. Risiko ini terkait dengan perusahaan atau saham tertentu, termasuk yang kita beli dalam bentuk reksa dana. Risiko bisnis biasanya mempengaruhi beberapa perusahaan dari sektor yang sama.
Misalnya, semua perusahaan manufaktur gula akan terganggu jika produksi tebu rendah pada tahun tertentu karena curah hujan yang buruk.
Skenario yang mungkin terjadi adalah pendapatan perusahaan bisa turun, utang meningkat atau perusahaan terburuk bisa bangkrut.
Hal ini dapat menyebabkan jatuhnya harga saham, penerbit obligasi atau reksa dana tidak mampu membayar bunga yang dijanjikan atau bahkan jumlah pokok. Solusi termudah untuk menghindari risiko bisnis adalah dengan melakukan diversifikasi. Misalnya, ketika Anda berinvestasi, kelola portofolio Anda dalam obligasi, reksa dana, dan saham.
Risiko Mata Uang
Risiko mata uang adalah risiko yang timbul dari perubahan nilai satu mata uang terhadap mata uang lainnya.
Risiko mata uang tetap ada untuk semua investasi yang dilakukan dalam mata uang selain mata uang lokal Anda (termasuk dampaknya bagi perusahaan yang sahamnya anda beli) dan sangat menonjol dalam kasus investasi jangka pendek.
Risiko Inflasi
Risiko ini mengacu pada risiko bahwa investasi dan arus kas Anda akan menurunkan daya belinya karena inflasi. Cara terbaik untuk menghindari risiko inflasi adalah dengan berinvestasi pada instrumen yang membayar bunga atau pengembalian lebih tinggi dari inflasi dalam jangka panjang.
Kunci untuk investasi yang sukses tidak terletak pada seberapa besar dana yang dapat Anda masukkan dalam portofolio investasi tetapi seberapa kuat Anda dapat mentolerir risiko yang terjadi.
Selamat berinvestasi!