Bdg.co.id Untuk menjadi trading yang sukses, kita tentu membutuhkan berbagai strategi. Mayoritas trader mengandalkan pola candlestick sebagai strategi mereka. Ada berbagai pola candlestick yang mungkin muncul di chart, namun salah satu pola yang sering digunakan adalah Inside Bar.
Meski tergolong strategi termudah yang bisa diandalkan, nyatanya banyak trader yang masih salah membacanya. Alasannya adalah karena banyak yang tidak mengerti benar bagaimana perdagangan di dalam Bar dengan benar. Jadi, apa kesalahan yang sering dilakukan pedagang?
Inside Bar
Inside Bar adalah pola yang terbentuk dari dua lilin, di mana lilin pertama lebih besar dari lilin kedua. Lilin pertama umumnya dikenal sebagai Mother Bar (lilin induk), karena memiliki tubuh yang besar.
Sedangkan candle kedua dikenal sebagai Inside Bar (lilin turunan) yang memiliki volume lebih kecil, dan muncul “dimakan” oleh candle pertama.
Dalam pola ini, patokan yang digunakan adalah harga tertinggi (High) dan rendah (Low). Nilai tertinggi dari candlestick kedua akan selalu lebih rendah dari nilai tertinggi dari candle pertama, sedangkan nilai terendah akan selalu lebih tinggi dari Mother Bar.
Jadi bila dilihat dalam grafik, terlihat di dalam Bar akan selalu berada di dalam tubuh ibu Bar. Dengan hanya mengacu pada level tinggi dan rendah, Anda tentu tidak perlu terlalu memusingkan harga Buka atau tutup saat menembus kisaran tubuh lilin pertama.
Berbicara tentang fungsinya, pola Inside Bar biasanya digunakan untuk menunjukkan kelanjutan dan pembalikan tren. Bar bagian dalam akan bertindak sebagai konsolidator, sebelum akhirnya candle ketiga muncul sebagai konfirmasi arah tren lebih jelas.
3 cara untuk perdagangan di dalam bar untuk menghindari
Meski Inside Bar adalah pola candlestick yang paling mudah digunakan dalam trading, nyatanya masih banyak trader yang keliru memahami dan menerapkannya. Kesalahan ini membuat pedagang tidak dapat memaksimalkan perdagangan mereka. Jadi, apa kesalahan yang sering dilakukan pedagang?
Di sini penulis menjelaskan tiga cara perdagangan di dalam bar yang harus dihindari pedagang.
Menggunakan Inside Bar dalam kerangka waktu rendah
Kebanyakan trader akan menggunakan metode Price Action dalam trading, karena Price Action dianggap sebagai strategi yang paling tepat dan nyaman; apalagi jika menggunakan daily chart.
Jika Anda adalah pedagang Aksi Harga yang cenderung memperhatikan pola lilin, jangan pernah menggunakan kerangka waktu rendah. Kenapa begitu?
Tampilan pola Inside Bar dapat diketahui berdasarkan pola yang disusun dalam setiap time frame. Namun jika menggunakan time frame yang rendah, sinyal yang muncul cenderung mengandung banyak noise. Ini menyebabkan sinyal yang ditunjukkan oleh bilah bagian dalam menjadi tidak valid.
Memang, awalnya akan terlihat meyakinkan dan valid, tetapi ketika mencoba menerapkannya ternyata tidak ada keuntungan atau jika ada juga yang sangat kecil
Selain risiko sinyal palsu, di dalam bar pada kerangka waktu yang lebih kecil dapat memicu overtrading. Ketika sinyal perdagangan muncul banyak, pedagang cenderung berpikir bahwa sinyal-sinyal ini adalah kesempatan yang tepat untuk membuat entri.
Sebenarnya tidak ada masalah, hanya saja harapan untuk mendapatkan keuntungan besar ketika overtrading tidak mungkin terwujud.
Untuk menghindari risiko ini, pedagang harus menggunakan bilah bagian dalam pada kerangka waktu harian. Kerangka waktu ini dapat memberikan visualisasi lengkap kondisi pasar, sehingga pedagang dapat memastikan dengan tepat apakah kondisi memungkinkan untuk masuk atau tidak.
Selain itu, trader juga bisa mengamati pergerakan tren yang sedang terjadi secara lebih luas. Informasi tentang pergerakan tren yang masih berlanjut atau bahkan berbalik arah dapat membantu trader dalam membuat keputusan yang tepat dan potensial.
Tidak Menggunakan Bilah Dalam Untuk Mengikuti Tren
Banyak pedagang berpikir bahwa perdagangan ke arah tren (trend following) lebih untuk menuai keuntungan. Bahkan jika trader dapat mengelola emosi dan posisi dengan baik, strategi mengikuti tren ini akan sangat menguntungkan untuk jangka panjang.
Sebenarnya sah, Apalagi Inside Bar memang cenderung menandai terjadinya reversal dan trend forwarding. Pola ini juga diklaim menunjukkan terjadinya breakout, dan mampu memberikan peluang Risk Reward Ratio yang lebih potensial.
Namun, pola ini tidak disarankan untuk pemula karena terkesan melelahkan. Selain itu, trader juga perlu melakukan beberapa trial and error pada level Support dan Resistance mereka.
Stop Loss Terlalu Dekat Dengan Mother Bar
Dalam dunia trading, pemasangan Stop Loss saat melakukan entry sangat perlu diperhatikan. Menempatkan Stop Loss pada entri menegaskan bahwa pedagang siap untuk risiko kerugian yang akan diterima. Hal ini sesuai dengan prinsip trader yang bersedia bertaruh “High Risk” agar mendapatkan “High Return”.
Meskipun banyak pedagang di luar sana memilih untuk tidak menggunakan Stop Loss karena mengikuti pengelolaan uang yang telah ditentukan, ada baiknya Anda tetap menginstalnya untuk keuntungan yang lebih baik.
Namun, masalahnya adalah ketika trader menempatkan level Stop Loss di posisi yang salah. Sehubungan dengan pola candlestick Inside Bar, trader sering menempatkan Stop loss terlalu dekat dengan Mother Bar. Bahkan, pedagang juga menggunakan Mother Bar sebagai referensi entri.
Jika dibiarkan, ini dapat menyebabkan potensi untuk diusir dari pasar dengan cepat. Tentu saja, pedagang yang mengalami hal ini tidak memiliki kesempatan untuk berdagang lagi.
Untuk menghindari risiko tersebut, trader dapat menentukan level Stop Loss melalui indikator ATR (Average True Range). Saat menggunakan ATR, pastikan angka level Stop Loss yang digunakan lebih besar dari indikator ATR.
Alternatif lain yang dapat digunakan trader adalah dengan menggunakan level penting dalam grafik, baik level support Resistance maupun level psikologis. Lihat ringkasan lagi di infografis berikut.